BHINNEKA TUNGGAL IKA

A. Sejarah dan Arti Bhinneka Tunggal Ika

Kata Bhinneka dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti beraneka ragam dan aneka bermakna macam, menjadi pembentuk kata aneka dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata tunggal bermakna satu, manunggal, berhimpun. Kata ika memiliki makna satu. Secara harfiah semboyan Bhinneka Tunggal Ika berarti beraneka ragam berhimpun menjadi satu. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbagai macam budaya, agama, etnis, bahasa daerah, dan kepercayaan.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dicetuskan dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada abad XIV. Kalimat yang tertulis di dalamnya menggambarkan tentang beragamnya masyarakat di Kerajaan Majapahit pada masa itu, berikut petikan kalimatnya:
Rwaneka dhatu wisnuwus Budha Wiswa,               Konon Budha dan Siwa merupakan dua zat yang                                                                                     berbeda
Bhinneki rawka ring apan kena parwanosen,          Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah                                                                                       bisa dikenali?
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,    Sebab Kebenaran Jina (Budha) dan Siwa adalah                                                                                       tunggal
Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.  Terpecah belah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak                                                                                       ada kerancunan dalam kebenaran.

Semboyan ini kemudian menjadi bahan diskusi pada sela-sela sidang tertutup BPUPKI antara Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sudiwa, dan Bung Karno kira-kira 2,5 bulan sebelum berlangsungnya Proklamasi Kemerdekaan RI. Beberapa tahun kemudian, ketika mendesain Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk burung Garuda Pancasila, semboyan ini disisipkan ke dalamnya dan secara resmi lambang ini digunakan dalam sidang kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang dibuat oleh Sultan Hamid II.

Semboyan ini mengusung cita-cita untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sarananya. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36 A merupakan salah satu UU yang menjelaskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Lambang Negara Indonesia.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dalam Lambang Negara Garuda Pancasila:
a. Memperoleh rasa persatuan dan kesatuan Indonesia.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pergaulan demi kokohnya persatuan dan kesatuan.
c. Memiliki sikap dan komitmen untuk saling menghormati dan mencintai antar sesama manusia.
d. Meningkatkan identitas dan kebangsaan sebagai bangsa Indonesia.
e. Meningkatkan semangat gotong royong dan solidaritas.



B. Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia

Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam persatuan Indonesia memberikan arti bahwa meskipunbangsaIndonesiaterdiri dari berbagai macam suku, etnis, agama, budaya, dan kepercayaan seluruhnya itu adalah satu kesatuan, bangsa Indonesia. Penjelmaan  pesatuan bangsa ini disimpulkan dalam PP No. 66 Tahun 1951.

Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia tersusun dalam kesatuan majemuk tungggal yaitu:
a. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa yang tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah.
b. Kesatuan nasib, yaitu berada dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan penjajahan dan kebahagiaan nasional.
c. Kesatuan Kebudayaan, yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.
d. Kesatuan Asas Kerohanian, yaitu adanya ide, cita-cita, dan nilai kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.



C. Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri sendiri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaanya, wawasan Nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan mengahargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan Nasional.

1. Kedudukan dan Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi penyimpangan dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan nasional Bangsa Indonesia. Dengan demikian, wawasan Nusantara menjadi landasan visional bangsa dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.

Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi, dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
b. UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
c. Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai landasan visional.
d. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi naisonal berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
e. GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijakan dasar nasional berkedudukan sebagai landasan operasional.

WawasanNusantara dapat dikembangkan melalui nilai-nilai Pancasila, antara lain:
a. Penetapan hak asasi manusia (HAM), seperti memberikan kesempatan bagi pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadahnya.
b. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada perseorangan atau kelompok.
c. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Dalam fungsi wawasan nusantara dalam paradigma nasional, antara lain sebagai berikut:
a. Wawasan Nusantara sebagai konsep ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara sebagai konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
b. Wawadan Nusantara sebagai wawasan pembangunan memiliki cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
c. Wawasan Nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara adalah sebagai pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
d. Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan yang berfungsi untuk pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

2. Aspek Kewilayaahan Nusantara

Akibat pengaruh geografisnya, Indonesia kaya akan sumberdaya alam dan suku bangsa sebagai bagian kekayaan alam yang harus diperhitungkan dan dijaga.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Terdapat dua tujuan wawasan Nusantara, yaitu:
a. Tujuan nasional, yang dapat dilihat pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".
b. Tujuan ke dalam yang bertujuan untuk mewujudkan kesatuan bangsa dalam segala aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, dengan menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian, dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

4. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Pembangunan

Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan memiliki arti mengenai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya dengan selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang meliputi:
a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik.
b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan ekonomi.
c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.
d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

Comments