APA ITU POSITIVE COMMUNICATIONS?




Setiap hari kita berkomunikasi dengan orang lain melalui berbagai media dan cara. Berkomunikasi sangat penting bagi kita karena melalui komunikasi beberapa kebutuhan kita terpenuhi. Sebagai contoh, melalui komunikasi kita mendapatkan informasi penting untuk menyelesaikan tugas tertentu. Melalui komunikasi, kita memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian dan kasih sayang. Bisa dibayangkan betapa tersiksanya manusia jika dalam sehari atau seminggu tidak melakukan kontak komunikasi dengan orang lain.

Begitu juga anak, mereka sangat membutuhkan sentuhan komunikasi yang hangat dan penuh empati. Melalui komunikasi yang hangat dan penuh empati tersebut, anak terpenuhi kebutuhan psikologisnya. Mereka merasa orang tuanya mencintai dan memperhatikannya, sehingga membuat dirinya berharga dan selalu dicintai. Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan sentuhan komunikasi yang hangat dan empatis menderita secara psikologis. Banyak diantara mereka yang berkembang menjadi pribadi antisosial, terlibat penyalahgunaan narkoba, atau masuk penjara karena terkait dengan masalah kriminal.
Bagaimana pengaruh komunikasi positif terhadap seseorang dilustrasikan pada kisah di bawah ini.

Seorang laki-laki berumur 30 tahun baru saja selesai menjalani operasi tenggorokan akibat merokok. Ketika sudah kembali di kamar perawatan, pendarahannya tidak berhenti-henti. Hal ini jelas sangat mencengangkan dokter yang merawatnya. Dengan diliputi rasa cemas, para dokter berusaha memeriksa keadaan lelaki tersebut. Hal ini menarik perhatian seorang psikiater di rumah sakit tersebut dan menanyakan apa saja yang terjadi selama di ruang bedah. Dokter yang mengoperasi kemudian menceritakan apa yang terjadi secara detail di ruang operasi. Hingga sampai pada penjelasan bahwa selama operasi berlangsung mereka membicarakan pasien wanita yang menderita kanker tenggorokan. Mereka membicarakan kerusakan berat pada pasien tersebut dan kemungkinan kecil untuk sembuh. Mengetahui hal itu, dokter psikiater tersebut mengajak para staf dokter untuk mengembalikan pasien ke ruang operasi.

Masih dalam keadaan tidur, selama sang pasien di ruang operasi, para dokter bercerita ulang dan mengatakan, "...laki-laki ini sehat dan kuat, tidak seperti wanita tua yang baru saja dioperasi. Kemungkinan tenggorokan laki-laki ini sehat dan kuat, tidak seperti wanita tua yang baru saja di operasi. Kemungkinan tenggorokan laki-laki ini bisa lebih cepat sembuh." Hasilnya, beberapa saat kemudian, pendarahan pun berhenti. Dan pengaruh anestesi hilang, laki-laki tersebut sembuh dengan cepat.

Kisah di atas sama dengan kisah proses hipnotis seperti yang kita lihat di TV swasta, dimana sang hipnoter mensugesti kliennya melalui kata-kata, sehingga klien tersebut menuruti apa yang diperintahkan hipnoter. Perbandingan ini juga terjadi dengan anak, dimana anak dalam kesehariannya mengalami proses semihipnotis melalui ungkapan-ungkapan yang disampaikan orangtuanya. Seperti ungkapan, "wah kamu pasti anak Papa yang hebat, Ayah yakin kamu akan menjadi anak yang pintar, Ibu  percaya pada kemampuanmu, kamu pasti berhasil melakukannya ......" Coba kita bayangkan bagaimana kehidupan anak akan sangat menderita karena dalam diri mereka tertanam keyakinan-keyakinan negatif seperti:

- Aku anak yang jelek
- Aku anak yang tidak berguna
- Aku anak yang malas
- Aku sama sekali tidak berharga
- Aku anak yang tidak bisa dibanggakan, karena kata ayah aku anak bodoh.



Segala ungkapan yang diucapkan orang tua pada anak sebenarnya selalu terekam dalam memorinya. Semakin sering ungkapan tersebut dilontarkan, akan semakin merasuki alam bawah sadar anak (unconsciousness dimension). Sehingga kemudian terinternalisasi menjadi bagian dari kepribadian anak. Coba kita bayangkan bagaimana kehidupan anak akan sangat berbeda jika dia berhasil membentuk keyakinan- diri yang positif seperti:

- Aku anak yang hebat
- Aku layak mendapat pujian
- Aku pasti mampu melakukannya
- Aku adalah anak yang bisa dibanggakan
- Aku akan menjadi orang besar suatu saat nanti.



Jelaslah betapa komunikasi sehari-hari yang dijalani orang tua dengan anaknya akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan kesuksesan anak di masa depan. Namun, sebelum kita mampu menerapkan komunikasi positif dalam keluarga secara efektif, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu komunikasi positif. Bagaimana bentuknya? Apa ciri-cirinya? Setelah mengenalnya, kita bisa lebih optimal menerapkan komunikasi positif dalam membimbing anak dalam keluarga.

Komunikasi positif adalah komunikasi yang mendorong seseorang berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun psikis, yang memiliki ciri-ciri empatik, responsif, mengandung pesan positif, terbuka dan terpecaya, mendengarkan secara aktif, mendorong optimisme yang proporsional dan tidak menghakimi. Selain ciri di atas, komunikasi positif juga mengandung arti bahwa sebuah pesan bisa dipahami dengan baik dan tidak mengandung dua arti yang ambigu. Untuk lebih jelasnya, karakteristik dari komunikasi positif dituliskan pada kotak di bawah ini. Semua aspek tersebut selanjutnya akan dijelaskan satu persatu di bawah ini.


Positive Communication                       Negative Communication
-Empatic                                                 -Non-Empatic
-Responsive                                            -Ignorant/neglected
-Positive Message                                   -Negative Label
-Trust and Open Communication           -One way Communication
-Active Listening                                   -Egosentric Communication
-Optimistic Message                              -Pessimistic Communication
-Proportional                                          -Overgeneralisation
-Nonjudgmental Attitude                       -Judgmental Attitude

Comments